Profil Desa Tidar Selatan

Ketahui informasi secara rinci Desa Tidar Selatan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tidar Selatan

Tentang Kami

Profil Kelurahan Tidar Selatan, pusat industri tahu dan wisata religi di kaki Gunung Tidar, Magelang. Jelajahi potensi ekonomi, demografi, serta simbiosis unik dengan Akademi Militer yang membentuk karakter wilayah strategis ini.

  • Pusat Ekonomi Lokal yang Kuat

    Wilayah ini merupakan sentra utama industri tahu di Magelang yang produknya menembus pasar regional serta menjadi basis bagi industri kerajinan kreatif yang berhasil melakukan ekspor

  • Gerbang Wisata Spiritual dan Alam

    Berlokasi di kaki Gunung Tidar, kelurahan ini menjadi titik akses utama menuju destinasi wisata religi makam Syekh Subakir dan Kebun Raya Gunung Tidar

  • Identitas Khas Militer

    Kehidupannya memiliki simbiosis unik dengan Akademi Militer (Akmil), di mana Gunung Tidar berfungsi sebagai pusat pelatihan taruna yang memberi warna khas pada atmosfer sosial dan budaya setempat

Pasang Disini

Kelurahan Tidar Selatan, yang terletak di Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, merupakan sebuah wilayah yang sarat dengan perpaduan unik antara spiritualitas, dinamika ekonomi lokal dan disiplin militer. Berada tepat di lereng selatan Gunung Tidar yang legendaris, kelurahan ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga pemain aktif dalam lanskap sosial-ekonomi Kota Magelang. Kawasan ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama industri tahu, sekaligus menjadi gerbang menuju destinasi wisata religi yang dihormati, menjadikannya sebuah entitas urban yang dinamis dan penuh warna. Keberadaannya yang bersinggungan langsung dengan Akademi Militer (Akmil) turut memberikan corak khas yang tidak ditemukan di wilayah lain.

Sejarah dan Letak Geografis di Kaki `Paku Tanah Jawa`

Secara administratif, Kelurahan Tidar Selatan resmi berdiri pada 15 Januari 2007. Pembentukannya merupakan hasil dari pemekaran wilayah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 2005, yang membagi Kelurahan Tidar menjadi dua entitas baru: Tidar Utara dan Tidar Selatan. Inisiatif pemekaran ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan publik dan mengakselerasi pembangunan seiring dengan pertumbuhan populasi dan kompleksitas kebutuhan masyarakat.

Secara geografis, Tidar Selatan menempati posisi yang sangat strategis di ujung selatan Kota Magelang. Wilayahnya yang memiliki luas total sekitar 1,269 km2 (atau 126,9 hektare) menjadi etalase terdepan kota yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang. Batas-batas wilayahnya terdefinisi dengan jelas. Di sebelah utara, kelurahan ini bersebelahan dengan "saudaranya", Kelurahan Tidar Utara. Sementara di sebelah timur, wilayahnya berbatasan langsung dengan Desa Sidomulyo, yang masuk dalam administrasi Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Lokasinya yang berada di perbatasan ini menjadikan Tidar Selatan sebagai zona transisi yang penting, baik secara ekonomi maupun sosial.

Topografi wilayah ini secara alami dipengaruhi oleh keberadaan Gunung Tidar, yang dikenal dengan julukan "Paku Tanah Jawa". Julukan tersebut lahir dari mitos dan legenda yang menyebut gunung ini sebagai penyeimbang spiritual Pulau Jawa. Keberadaan Gunung Tidar memberikan kontur yang bervariasi pada lanskap kelurahan dan memengaruhi iklim mikro di sekitarnya. Selain itu, wilayah Tidar Selatan juga dialiri oleh dua sungai penting, yakni Sungai Elo dan Sungai Manggis. Aliran sungai ini tidak hanya berfungsi sebagai sistem drainase alami, tetapi juga menyimpan potensi untuk pengembangan pariwisata berbasis perairan di masa depan.

Demografi dan Struktur Pemerintahan

Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dirilis oleh pemerintah kota, Kelurahan Tidar Selatan dihuni oleh 5.697 jiwa. Komposisi penduduknya relatif seimbang, terdiri dari 2.865 penduduk laki-laki dan 2.813 penduduk perempuan. Seluruh penduduk ini tergabung dalam 1.931 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah 1,269 km2, tingkat kepadatan penduduk di kelurahan ini mencapai angka sekitar 4.490 jiwa per km2. Angka ini menunjukkan karakteristik pemukiman perkotaan yang cukup padat, namun tetap menyisakan ruang untuk interaksi sosial yang erat.

Struktur penduduknya didominasi oleh kelompok usia produktif. Hal ini merupakan sebuah modal sosial yang krusial, menandakan ketersediaan sumber daya manusia yang melimpah untuk menggerakkan roda perekonomian dan pembangunan wilayah. Karakter masyarakat Tidar Selatan dikenal memegang teguh nilai-nilai kebersamaan, yang tercermin dalam budaya rukun, gotong royong, dan religius. Nilai-nilai ini menjadi fondasi utama dalam menjaga keharmonisan sosial di tengah dinamika kehidupan urban.

Untuk menunjang efektivitas administrasi dan pelayanan kepada masyarakat, wilayah Kelurahan Tidar Selatan dibagi ke dalam struktur pemerintahan yang lebih kecil dan terorganisir. Secara keseluruhan, terdapat 12 Rukun Warga (RW) yang membawahi 45 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini memastikan bahwa setiap aspirasi dan kebutuhan warga dapat tersalurkan dengan baik dari tingkat komunitas terkecil hingga ke tingkat kelurahan. Kantor Kelurahan Tidar Selatan, yang beralamat di Jalan Beringin VII, berfungsi sebagai pusat pemerintahan, koordinasi pembangunan, dan pelayanan administrasi bagi seluruh warga.

Denyut Ekonomi: Dari Industri Tahu Hingga Kerajinan Ekspor

Perekonomian di Kelurahan Tidar Selatan berdenyut kencang, didorong oleh semangat kewirausahaan warganya yang kuat. Sektor yang paling menonjol dan telah menjadi identitas wilayah ini ialah industri pengolahan tahu. Tidar Selatan merupakan rumah bagi puluhan perajin tahu, mulai dari skala rumah tangga hingga industri yang lebih besar. Usaha ini telah menjadi tulang punggung ekonomi bagi banyak keluarga dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan. Beberapa merek tahu dari Tidar Selatan, seperti "Cahaya Tidar" dan "Yuka," telah berhasil menembus pasar yang lebih luas, tidak hanya di Magelang Raya tetapi juga di berbagai kota lain di Pulau Jawa. Keberhasilan ini membuktikan kualitas dan daya saing produk lokal.

Selain industri tahu, denyut ekonomi juga diperkuat oleh sektor perdagangan dan jasa. Keberadaan Pasar Gotong Royong menjadi salah satu pusat aktivitas ekonomi utama, tempat bertemunya penjual dan pembeli dari berbagai kalangan. Pasar tradisional ini menyediakan berbagai kebutuhan pokok dan produk lokal, menjadikannya motor penggerak ekonomi kerakyatan yang vital bagi kelurahan.

Tidak hanya berhenti pada produk pangan, kreativitas warga Tidar Selatan juga merambah ke sektor industri kreatif. Salah satu contoh kesuksesan yang paling membanggakan yaitu Sabila Craft, sebuah usaha kerajinan tangan yang berfokus pada pengolahan limbah kerang menjadi produk bernilai seni tinggi. Dengan inovasi dan ketekunan, produk-produk dari Sabila Craft berhasil menembus pasar internasional, bahkan diekspor hingga ke Amerika Serikat. Kisah sukses ini menjadi inspirasi dan bukti bahwa produk dari Tidar Selatan memiliki potensi untuk bersaing di panggung global. Keberagaman sektor ekonomi ini menunjukkan resiliensi dan kemampuan adaptasi masyarakat dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada.

Magnet Pariwisata: Spiritualitas Gunung Tidar dan Inovasi Wisata Lokal

Potensi pariwisata Kelurahan Tidar Selatan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Gunung Tidar. Gunung yang berdiri megah di tengah kota ini bukan sekadar bentang alam, melainkan sebuah magnet pariwisata multifaset yang menarik berbagai jenis pengunjung. Bagi para peziarah, Gunung Tidar merupakan destinasi wisata religi yang sangat dihormati. Di kawasan ini terdapat beberapa makam tokoh spiritual yang diziarahi, seperti makam Syekh Subakir, seorang ulama legendaris yang dipercaya sebagai penumbal tanah Jawa, serta makam Kiai Sepanjang, dan petilasan Mbah Semar. Keberadaan situs-situs spiritual ini menarik ribuan peziarah setiap tahunnya, menciptakan perputaran ekonomi di sektor jasa dan perdagangan di sekitar kawasan.

Bagi pencinta alam dan olahraga, Gunung Tidar menawarkan jalur pendakian yang menantang namun menyegarkan, dengan jalan setapak yang tertata rapi di antara pepohonan rindang. Puncaknya, yang dikenal sebagai Tugu Sa, menyajikan pemandangan panorama Kota Magelang yang memukau. Pemerintah Kota Magelang telah meningkatkan fungsi kawasan ini dengan mengembangkannya menjadi Kebun Raya Gunung Tidar, sebuah pusat konservasi flora sekaligus destinasi edukasi lingkungan.

Menyadari potensi besar ini, masyarakat Tidar Selatan tidak tinggal diam. Inovasi untuk mengembangkan pariwisata berbasis komunitas mulai digalakkan. Salah satu inisiatif yang sedang dikembangkan ialah "Kampung Wisata Tidar Campur". Program ini bertujuan untuk menata salah satu kampung di Tidar Selatan menjadi sebuah destinasi yang menawarkan pengalaman otentik bagi wisatawan, mulai dari budaya lokal, kuliner khas, hingga interaksi langsung dengan kehidupan masyarakat. Meskipun masih dalam tahap rintisan, pengembangan kampung wisata ini menunjukkan visi ke depan masyarakat untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu pilar ekonomi baru yang berkelanjutan.

Simbiosis Unik dengan Akademi Militer

Kehidupan di Kelurahan Tidar Selatan memiliki warna yang sangat khas karena hubungannya yang erat dan bersejarah dengan Akademi Militer (Akmil). Lembah Tidar, tempat Akmil berdiri, merupakan "Kawah Candradimuka" bagi para calon perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Sejak lama, beberapa area di Gunung Tidar telah dimanfaatkan sebagai lokasi latihan fisik dan mental bagi para taruna. Puncak gunung kerap menjadi lokasi upacara-upacara penting, termasuk upacara penghadapan taruna yang sarat akan nilai-nilai patriotisme dan kepemimpinan.

Simbiosis ini menciptakan interaksi yang unik antara kehidupan sipil dan militer. Keberadaan Akmil memberikan dampak ekonomi secara tidak langsung, seperti tumbuhnya usaha kos, warung makan, dan jasa penatu yang melayani kebutuhan para taruna dan keluarganya. Di sisi lain, kehadiran para taruna dengan seragam dan aktivitasnya yang disiplin menjadi pemandangan sehari-hari yang membentuk atmosfer tersendiri di Tidar Selatan.

Hubungan ini bukan sekadar hubungan fungsional, melainkan sudah menyatu dalam lanskap sosial dan budaya. Masyarakat Tidar Selatan telah terbiasa hidup berdampingan dengan ritme kehidupan militer. Interaksi yang harmonis antara warga dan institusi Akmil menjadi salah satu pilar yang menjaga stabilitas dan ketertiban di wilayah ini. Simbiosis unik inilah yang melengkapi identitas Tidar Selatan sebagai sebuah kelurahan yang tidak hanya hidup dari industri dan spiritualitas, tetapi juga bernapaskan semangat bela negara.